Ketam yang berakal

a
CERITA RELIEF BINATANG CANDI MENDUT
setelah berjalan jauh, akhirnya tiba di sebuah sungai.
air sungai mengalir dengan jernih,
suara gemericik menerjang batu-batuan.
pemandangan disekitarnya sangat indah.
banyak pohon-pohon tumbuh dangan subur.


"nah sekarang berendamlah engkau disini. puaskan minum air agar hausmu hilang," kata pendeta.
sambil meletakkan ketam di pingir sungai.
"oh, terimakasih sang pendeta. tanpa bantuanmu, tentu saya sudah mati kekeringan," jawab ketam.


ketam segera merangkak berjalan. tak lama kemudian ia mencebur ke sungai. ia minum sepuasnya, dan berendam di tepi sungai.


karena kelelahan, pendeta lalu beristirahat.
ia duduk di bawah pohon, tidak jauh dari sungai.
punggungnya disandarkan di batang pohon.
lama-kelamaan ia pun mengantuk, akhirnya ia tertidur.
angin berhembus dengan pelan,
semakin membuat pendeta nikmat tidurnya.
ketam melihat dari tempatnya berendam di sungai.
ia merasa sangat kasihan dengan pendeta tua yang menolongnya.


"rupanya sang pendeta kecapaian. tidurnya sangat pulas. biar aku menjaganya dari sini," kata ketam dalam hati.


suasana di hutan ini sangat tenang.
yang terdengar hanya desau angin, dan kicau burung yang hinggap di ranting-ranting pohon.
mereka bernyanyi bergembira.


pad saat itu datanglah dua ekor binatang yang paling bersahabat. rupanya seekor ular dan burung gagak.
keduanya sama-sama berwatak jahat.
setiap hari kedua binatang itu berpergian bersama. ular berjalan melata di tanah, burung gagak kadang-kadang terbang, dan kadang-kadang hinggap di tanah.


ular dan gagak sering tolong-menolong dalam mencari makanan. keduanya membunuh binatang-binatang kecil. ular menggunakan senjata bisa yang keluar dari mulutnya. burung gagak bersenjatakan paruh yang tajam dan kuat.


"tidak ada binatang lain yang dapat mengalahkan persahabatan kita," ujar si ular dengan sombong. burung gagak mengangguk-angguk.
"hai burung gagak," kata ular.
"sejak pagi kita belum mendapat makanan. perutku lapar sekali. aku ingi makan yang banyak."
"ya aku juga lapar dan ingi makan," jawab burng gagak.
"nah, kalau begitu bila engkau melihat ada manusia, beri tahu aku. biar nanti kubunuh dengan bisaku. dagingnya kita makan berdua," ujar si ular lagi.
"baiklah. sekarang aku akan hinggap di atas pohon. aku akan melihat-lihat, siapa tahu ada manusia lewat. di hutan ini," jawab burung gagak.


burung yang jahat itu lalu terbang di di atas pohon. ia melihat ke kiri-kanan, mengawasi kalau ada manusia lewat di hutan tersebut.




Baca sambungan cerita


Hardjana HP
cerita relief binatang candi mendut
PT Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih.etika baik dan banar

 
Template Design By:
SkinCorner