Jalu seekor ayam jantan yang gagah.
Badanya besar, tegap, dan bulunya indah.
Ia juga ramah, baik hati, dan tak sombong.
Di rumah, jalu sangat rajin dan suka membantu orang tuanya.
Jalu juga suka menolong siapa saja yang membutuhkan bantuannya.
Karena itu, jalu sangat disenangi teman-temannya.
Pagi itu jalu berjalan-jalan. Ketika meliwati rumah bu
Branti, ia mendengar suara tangisan. Ia mendekat dan mendekat bu Branti serta
anak-anaknya sedang menangis.
“apa yang terjadi, bu Branti? Mengapa menangis?” Tanya jalu
ingin tahu.
“anakku hilang,” jawab bu Branti di sela-sela tangisnya.
“ceritakan, bu . mengapa anak ibu bisa hilang?”Tanya jalu
lagi.
“kemarin keempat anakku kuajak mencari makan di sawah.
Ketika akan pulang ternyata anakku tinggal tiga,” bu Branti menjelaskan sambil
menangis. “sudahlah, bu. Jangan menangis. Saya akan membantu mencari anak ibu,”
janji jalu.
Jalu pulang dari rumah bu Branti dengan perasaan sedih.
Dalam perjalanan, jalu memeilkirkan cara untuk menemukan
anaknya bu Branti.
“apa yang terjadi pada anak itik itu,ya,” gumam jalu agak
bingung.
Setelah sampai di rumah, jalu mengumpulkan teman-temannya
pergi ke sawah untuk mencari anak bu Branti.
Namun sanyang, hingga sore hari anak bu Branti belum
ditemukan juga.
Teman-teman jalu sudah capai dan putus asa, tetapi jalu
member semangat temn-temennya untuk terus mencari anak bu Branti.
Jalu mencari anak bu Branti di semak-semak pinggir sawah.
Tiba-tiba terdengar suara menyapa dirinya.
“hai, jalu. Sedang apa kamu disini?” Tanya suara itu.
Jalu menyibak semak-semak itu. Dilihatnya kaka, si katak
hijau.
“oh, kamu, kaka. Aku dan teman-teman sedang mencari anak
itik yang hilang,” Tanya kaka tampak kaget.
“ya. Apakah kamu melihatnya?” Tanya jalu.
Kaka diam mendengar pertanyaan jalu. Ia tampak cemas.
Melihat kaka cemas, jalu tidak bertanya lagi.
Agus soleh putra
Syaiful machfudz
Seri anak berbudi
Penerbit kanisius
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih.etika baik dan banar